Pages


Tampilkan postingan dengan label experience. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label experience. Tampilkan semua postingan

Tips & Tricks on CV Writing

Kemampuan menulis CV (Curriculum Vitae) merupakan salah satu skill yang sangat penting saat hendak memasuki dunia kerja atau saat Anda ingin masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau mengikuti kompetisi internasional/nasional atau mengikuti acara-acara besar lainnya dari berbagai perusahaan. Beberapa perusahaan lainnya, menamakan CV sebagai “resume” pribadi seseorang. Sebenarnya,  sebelum nanti memaparkan & merangkumkan pengalaman & prestasi di CV, sebaiknya saya sarankan agar melakukan kegiatan introspeksi pribadi terlebih dahulu secara singkat. Hal introspeksi tersebut dapat mencakup pilihan kerja yang Anda buat, hal apa saja yang sudah kalian pelajari dari pengalaman kerja sebelumnya dan berdasarkan pengalaman organisasi / kepanitiaan. Selain itu, Anda dapat introspeksi juga apa saja prestasi yang pernah kalian raih, serta education & skill yang sudah kalian kuasai dengan baik.
Kita tahu mengapa banyak sekali orang gagal dalam menulis CV? Apa yang membedakan CV yang baik dan CV yang sedang-sedang saja, atau bahkan CV yang buruk? Mungkin tips & tricks dalam penulisan CV, yang saya peroleh dari pengalaman saya, dapat mencerahkan kalian semua. Beberapa kriteria penting yang harus terlihat pada CV yang Anda buat adalah sebagai berikut:  

1. Good CV will tell who you are. 

CV yang baik akan mendeskripsikan siapa Anda dengan tepat bagi calon perusahaan yang Anda lamar.  Anda harus memaparkan diri pribadi Anda dengan tepat, hal yang benar-benar terjadi pada hidup Anda di masa lalu (pengalaman Anda), apa yang menjadi kekuatan Anda, mengapa Anda penting dan berbeda dengan yang lain, serta alasan mengapa perusahaan harus memberikan posisi yang Anda lamar ke Anda, bukan ke orang lainnya. Anda harus membuat CV dengan jujur. Dilarang keras bagi Anda semua untuk mengarang-ngarang pengalaman Anda dan sengaja menuliskan pengalaman atau skill yang Anda tidak bisa kuasai dengan baik. Hal tersebut akan mudah sekali diketahui oleh para interviewer / pihak HR suatu perusahaan ketika Anda berbohong di CV Anda dan efeknya akan sangat negatif jikalau Anda ketahuan berbohong. Penalti yang keraspun akan menjadi hukuman bagi Anda yang tidak jujur di CV Anda. Anda dapat memaparkan pendidikan akademik Anda, pengalaman bekerja, pengalaman beroganisasi/kepanitiaan, kemampuan bahasa, kemampuan lainnya (komputer, hobby, karakter Anda).

2. Good CV will create a positive impression.

CV yang baik akan menimbulkan impresi yang positif, bahkan sangat positif, saat CV tersebut dibaca / direview kurang dari 1 menit atau bahkan dalam beberapa detik saja. Impresi yang positif dibangun dari kemampuan komunikasi menulis Anda, CV yang jelas, dan mudah dimengerti. Good CV akan menarik pembacanya agar sangat terkagum-kagum oleh isi CV dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, saya sarankan tuliskan pengalaman-pengalaman Anda yang sangat penting dan besar saja, tidak perlu semuanya, karena pihak HR sebuah perusahaan akan mereview
CV Anda dengan waktu yang sangat singkat/cepat. Banyak sekali CV yang mereka harus review saat itu pula.

Anda dapat bayangkan jika suatu perusahaan membuka lowongan pekerjaan, pihak perusahaan akan menerima ratusan bahkan ribuan aplikan yang melamar kerja dan memberikan CV nya untuk direview. Bayangkan saja, jikalau CV Anda memiliki tebal sampai 10 halaman. CV Anda akan sangat membebankan si pemeriksa, apalagi jika Anda memasukkan segala pengalaman hidup Anda disana, padahal banyak sekali pengalaman yang tidak signifikan. Mitos bahwa semakin banyak halaman CV kita, maka semakin baik kualitas CV kita, adalah hal yang keliru. Hal tersebut malah akan mengurangi impresi positif yang diberikan oleh CV tersebut. Sebaiknya Anda memasukkan pengalaman yang sangat penting  / sangat signifikan saja. Saya sarankan buatlah CV sekitar 1-2 halaman saja dengan konten pengalaman & skill yang paling signifikan, yang paling Anda banggakan selama ini dan sesuai dengan posisi yang Anda lamar. Fokuskanlah pada deskripsi key achievements / key accomplishments Anda saja. Format pada CV (rata kiri, rata kanan, keseragaman ukuran & jenis huruf, serta spasi) ternyata menjadi komponen lain penentu impresi positif atau tidak dari sebuah CV.

Dalam menampilkan impresi yang positif, Anda harus konsisten dalam menulis di CV Anda, rapi dalam tata format CV, melakukan spell check, grammar check, dan language check, meminta saran & kritik dari teman/sahabat Anda, dan mereviewnya sendiri sebelum mengumpulkannya.

3. Good CV will describe your key accomplishments.


CV yang baik akan mengkomunikasikan keahlian Anda (area of expertise Anda), misalnya Anda seorang ahli di supply chain management, energy technology, dll. CV tersebut harus menjelaskan keahlian spesifik Anda dan proyek/pengalaman kerja yang Anda pernah peroleh di masa lampau. Jikalau Anda dapat memaparkan pengalaman kerja / organisasi yang berhubungan langsung dengan posisi pekerjaan yang Anda lamar, hal tersebut adalah hal yang luar biasa. Hal yang harus dijelaskan secara general adalah apa tantangan yang Anda hadapi / kerjakan, apa prestasi Anda, dan dampak dari pekerjaan Anda di posisi yang lampau. Tuliskanlah prestasi/pencapaian Anda secara detail dan kuantitatif sebisa mungkin, jangan hanya menuliskan list proyek/pengalaman kerja Anda. Misalnya: “Saya memiliki pengalaman kerja dalam rangka program kerja praktek, Juni-Agustus 2009, di PT A sebagai Process Engineer Trainee. Saya melakukan analisis data di unit X, sebanyak 2 x setiap harinya, lalu saya berhasil membuat model  yang dapat menghampiri data aktual rata-rata di unit X hingga 90% dengan program Y, dst….” Tips berikutnya adalah jelaskan konteks/situasi yang pernah alami, apa yang Anda lakukan, dan apa hasil yang diperoleh dari yang Anda lakukan, serta perkuatlah redaksi yang Anda tulis dengan kata yang tepat dan menarik untuk dibaca oleh siapapun.

Demikianlah, tiga poin tips & trick yang saya dapat bagikan ke pembaca semuanya dalam kesempatan ini. Semoga berguna bagi peningkatan kualitas Anda dalam membuat CV terbaik Anda. Sukses selalu!

Sumber:
Majari Magazine

Pria Indonesia di mata wanita Jepang

Ini hanya observasi pribadi dari pengalaman tinggal di Sapporo, kota dingin di utara Jepang, yang terkenal dengan Snow Festivalnya. Walaupun Sapporo menempati urutan kota terluas ketiga di Jepang, kota ini cukup jauh dari hiruk-pikuk metropolitan. Bersepeda sedikit saja keluar pusat kota, akan terasa keheningan pedesaan walau masih dipenuhi oleh apartemen2 khas Jepang yang didominasi bangunan kayu. Seorang teman Jepang pernah mengatakan bahwa di Sapporo jam berdetak lebih lambat dibandingkan Tokyo. Maksudnya, walau dengan etos kerja yang sama, orang Sapporo terlihat lebih santai dibandingkan dengan sesamanya di Tokyo. Namun demikian, tipikal orang Jepang yang ‘gila kerja’ juga terlihat dalam kehidupan keseharian di Sapporo.

Sabtu di Jepang adalah hari libur (dari kerja), tetapi kita akan tetap menemui banyak pria berjas hilir mudik di Sapporo Station (station utama dan yang terletak di pusat kota). Jas adalah seragam orang kantoran. Artinya, walaupun libur, masih banyak orang Jepang, khususnya pria, yang lembur kerja. Bahkan pemandangan yang sama bisa kita jumpai pada hari Minggu. Di Sabtu dan Minggu, khususnya di musim panas, akan sering terlihat ibu dan anak berjalan-jalan, menikmati keindahan Taman Odori, Maruyama, atau taman2 lain. Ada yang hanya berjalan-jalan, duduk santai bahkan bermain dengan anak2. Taman Odori adalah taman kota sepanjang hampir 1,2 km yang terletak tepat di tengah kota. Di taman inilah, saat musim dingin, diadakan Snow Festival yang sangat terkenal itu. Maruyama adalah taman di pusat kota juga, tapi tidak tepat di jantung kota seperti Odori. Di tengahnya ada danau kecil tempat orang naik perahu dan di musim panas, taman itu pusatnya barang2 loakan (flea market). Di musim dingin taman itu dijadikan tempat cross country ski sederhana. Yang menarik adalah jarang sekali terlihat bapak2 yang menemani anak2nya bermain. Kalau pun ada satu dua, biasanya mereka masih mengenakan jas yang artinya baru pulang lembur. Pemandangan yang sama pun akan dijumpai di kereta bawah tanah dan mall. Sangat sedikit terlihat keluarga utuh, bapak, ibu dan anak berjalan bersama.

Memang berbeda dengan kota-kota besar di Jepang, dimana nilai keluarga di Sapporo masih cukup tinggi. Menikah, memiliki anak dan hidup berkeluarga, masih merupakan bagian hidup yang dijalani sebagian besar penduduk Sapporo. Berbeda dengan apa yang pernah diamati dan diceritakan di Hiroshima, Kobe, Yokohama, dan beberapa kota2 besar lainnya. Di sana, sangat jarang melihat keluarga bermain di taman atau melihat ibu2 mendorong kereta bayi. Umumnya di taman2 mereka didominasi oleh remaja2 yang bermain dengan sesamanya.

Walaupun demikian, seperti halnya Jepang secara keseluruhan, pria lebih dominan dibandingkan dengan wanita. Dalam keluarga, perempuan bertanggung jawab semuanya, mulai dari mengurus suami dan rumah tangga. Tugas suami hanyalah bekerja mencari nafkah. Novel2 dan film2 Jepang, baik seting lama maupun baru pun secara tidak langsung menunjukan hal tersebut. Jika satu keluarga akan berpergian, maka sang istrilah yang menyiapkan semuanya. Bahkan, sampai menyiapkan dan memasukan semua barang ke dalam mobil pun di lakukan oleh istri. Suami tinggal masuk mobil dan menyetir. Yang sering terlihat di mall atau di taman pun sama. Suami tidak pernah direpotkan dengan urusan anak. Anak belepotan makanan, baju kotor, ganti topi, membersihkan muka, dan semua ‘tugas kecil’ dilakukan semuanya oleh istri.

Tampaknya, bagaimana pria lebih superior dari wanita sudah terlihat sejak remaja. Lebih dari sekali terlihat, pasangan remaja, jika berpergian, maka yang membawa tas atau beban lebih banyak adalah yang wanitanya. Bahkan satu dua kali terlihat jika hanya ada satu sepeda, maka yang pria yang naik sepeda, sementara yang wanita jalan!

Itulah budaya Jepang dan tampaknya tidak ada masalah dengannya. Ini terbukti, dengan budaya yang sudah ratusan tahun itu, Jepang tetap bertahan dan maju sampai seperti sekarang.

Tampaknya pandangan beberapa wanita Jepang tentang budaya itu sedikit berubah saat mengenal lebih dekat kehidupan warga Indonesia di sana. Di Sapporo, ada banyak orang2 Jepang, yang umumnya wanita, sering bergabung dengan acara2 mahasiwa dan keluarga Indonesia (banyak wanita karena yang pria lebih suka kerja dan mabuk). Mereka tentu mengamati hal2 sederhana yang ternyata terlihat luar biasa dengan budaya yang selama ini mereka jalani. Hal yang aneh untuk mereka melihat suami mencuci piring, atau suami membawa belanjaan di mall, atau suami yang menutup dan mengunci pintu saat sekeluarga berpergian, atau suami membantu mengganti baju anak di taman atau menyuapkan makanan kepada anaknya. Hal yang luar biasa juga untuk mereka melihat suami memasak dan menyiapkan makanan untuk istrinya, atau bermain dengan anak sementara istrinya duduk dan membaca.

Mereka pun merasa heran jika melihat mahasiswanya selalu mengantarkan dan tidak membiarkan mahasiswi pulang sendirian malam2. Jepang adalah salah satu negara teraman di dunia. Tidak ada kekhawatiran untuk pulang malam sendirian. Mereka lebih heran lagi jika tahu alasan mengantar tersebut bukan karena takut ada apa-apa di jalan, tapi karena menghargai mereka. Mereka juga akan terheran-heran jika ada yang rela memberikan sepedanya untuk dinaiki sementara yang punyanya berjalan. Pernah suatu kejadian, kita berjalan berlima, tiga pria (mhs Indonesia) dan dua wanita Jepang. Kita semua kebetulan membawa sepeda. Setengah mati kita memaksa dan juga meyakinkan mereka untuk memakai dua sepeda kita. Suatu hal yang sulit dengan bahasa yang pas-pasan dan perbedaan budaya bertolak belakang. Terus terang, saat itu kita menawarkan bukan karena to be gentle, tapi agar segera sampai ke tempat tujuan. Tapi tetap saja susah sehingga kita semua berjalan dan agak terlambat sampai. Di kejadian lain, dalam kasus seperti itu, akhirnya kita tidak lagi menawarkan sepeda tapi menyuruh dengan tegas, take this bike or we don’t go.

Kebetulan, di dalam acara kumpul2 atau diskusi membahas sesuatu, hampir semua orang Indonesia, adalah orang2 yang mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain. Di setiap diskusi mereka, orang2 Jepang, umumnya diam dan manut saja. Mungkin karena masalah bahasa dan juga merasa posisinya hanya sebagai penggembira dalam kelompok. Tapi kita tetap dan selalu minta pendapat mereka. Kita jelaskan dulu apa yang sedang kita bahas dalam bhs Jepang oleh teman yang bisa. Dan kemudian kita persilahkan mereka bicara dalam bahasa Jepang dan nanti akan diterjemahkan. Mereka mungkin tidak percaya betapa kita mau repot2 menjelaskan dalam bahasa mereka dan kemudian mendengar pendapat kelompok penggembira seperti mereka.

Dalam banyak hal, mereka melihat bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya yang lebih baik dibanding dengan budaya mereka, khususnya dalam hubungan pria dan wanita. Dua dari tiga teman wanita Jepang jika ditanya apakah suka dengan pria Indonesia, maka mereka menjawab suka dan yang ketiganya bahkan ingin menikah dengan pria Indonesia. Sebagian besar teman2 Jepang yang sering bergabung adalah mereka yang berumur minimal di akhir 20an, dimana melihat lawan jenis sudah tidak dari tampan dan gagahnya tapi sudah lebih pada karakternya. Bukti betapa ‘lakunya’ pria Indonesia di Jepang, adalah setidaknya di lingkungan Sapporo saja sudah ditemui sekitar enam keluarga, dimana suaminya adalah orang Indonesia.

Barangkali, kebetulan saja, orang2 Indonesia yang datang ke Jepang adalah orang2 pilihan. Tapi jika kita kenal lebih jauh dengan teman2 Jepang itu, kita akan tahu bahwa hampir semuanya sudah pernah ke Indonesia, khususnya Bali. Mereka sudah mengenal dan berinteraksi dengan pria Indonesia ‘langsung dari sumbernya’. Dan pendapat mereka tidak berubah bahwa pria Indonesia lebih menghargai wanita di bandingkan pria Jepang.
 
Copyright © Chemical Engineer. Design by Best Website Design
Buy Traffic and Templates On Sales